TAK LULUS SMA, JADI PENGUSAHA
Monday, April 16, 2012
0
comments
Bermula dari menjadi karyawan peternakan ayam kampung, Arif K yang tak tamat SMA kini sukses dengan berbagai usaha yang ditekuni. Semua berkat kejujuran, keuletan serta kesabaran.
Jiwa usaha Arif K sebenarnya sudah muncul sejak masih duduk dibangku SMP di Solo. Waktu itu ia sudah mengayuh sepeda ke para pemilik lahan pertanian seperti Gabah, Kacang atau Ubi. komoditi tersebut ia beli lalu di jual lagi kepembeli.
Suatu saat ia diperintah oleh tetangganya untuk menjual sapi. Ia pun menuntun sapi dengan jalan kaki kira-kira sejauh 25 kilo meter. Begitu sapi itu laku, Uang yang diperolehnya ia kembalikan utuh pada pemilik sapi. Tak sepeserpun ia mengambilnya.
"Orang tua mendidik saya dengan keras. Beliau berpesan , kejujuran harus dinomor satukan." kata pria kelahiran solo, 4 April 1961 itu.
Ketika duduk di bangku kelas 2 SMA, ia sudah tidak betah sekolah. Pada 1979 ia ingin sekali pergi ke sumatera ikut ngalap rezeki dan cengkih. Namun sebuah tawaran datang dari tetangganya untuk ke Purwokerto bekerja pada peternakan ayam kampung. Tawaran itupun ia terima.
Pada 1982, ia dipercaya oleh pemilik untuk memanajemeni peternakan tersebut. Berbagai pengalaman unik sering ia alami. Pernah suatu saat ia belanja ayam di Kebumen. Namun ketika sampai di Purwokerto, puluhan ekor ayam yang ia beli mati semua.
Belum lagi beberapa karyawan senior yang kurang suka dengan keberadaannya hingga suasana peternakan tidak nyaman. Akhirnya pada 1985 ia keluar dari peternaka tersebut dan memulai usaha yang sama dengan modal yang dapat dikatakan Nol.
"Beberapa penjual ayam yang biasa menjual ayam pada saya ikut membantu. Mereka mengizinkan saya membayar setelah ayam mereka laku terjual."
Pesanan ayam dari jakarta ia kirimkan meskipun stoknya sedikit. Ia pun menyewa truk untuk mengirimkan ayam tersebut. Untuk menutupi biaya pengiriman, ia pun mendekati para peternak kambing, petani petai dan lainnya untuk dikirim bersama ayam dalam satu truk.
Perusahaan Ekspedisi
Berkat keuletan dan ketelitian, lambat laun usahanya mulai menampakkan hasil. Puncaknya mulai 1988 hingga 1995. Dari ayam yang ia kirim ke Jakarta hanya sekitar 20 keranjang menjadi 70 keranjang. Tiap keranjang berisi antara 25 hingga 30 ekor ayam.
"Saya pun harus punya kendaraan sendiri untuk tetap melayani petani petai dan peternak kambing tersebut. Sebab mereka menjadi bagian dari kesuksesan saya." kata ayah tiga anak itu.
Mulai dari situlah, ia mulai menyeriusi usaha pengiriman barang, tanpa meninggalkan peternakan ayam yang dirintisnya. kini ia memiliki ekspedisi pengiriman barang yang di namainya AN Putra dengan belasan truk.
"Untuk menjadi sukses dalam usaha memang banyak sekali kendalanya. Baik itu datang dari pribadi, keluarga maupun keadaan sekitar. Hanya yang sabar dan ulet yang akan berhasil." katanya.
Ditulis oleh ; Ryan Rachman
Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita dan menjadikannya menjadi motivasi diri dalam menghadapi perjuangan meraih sebuah kesuksesan. Tiada kesuksesan tanpa pengorbanan, tiada pengorbanan tanpa imbalan, apabila kita mampu menyikapinya dengan baik dan memanfaatkan setiap peluang yang ada di depan kita.
0 comments:
Post a Comment